Cegah DBD dengan Satu Rumah,Satu Jumantik

Senin, 04 Februari 2019 - 13:07 WIB
Cegah DBD dengan Satu...
Cegah DBD dengan Satu Rumah,Satu Jumantik
A A A
JAKARTA - Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah lingkungan yang bersumber dari nyamuk dan adanya pembiaran sarang nyamuk. Upaya efektif untuk memberantas dan mencegah penyebaran penyakit ini adalah dengan menetapkan satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik).

''Jumantik itu merupakan upaya gerakan yang sangat efektif. Setiap rumah itu ada satu juru pemantau jentik. Kemudian satu rumah itu harus ada Agent of Change untuk mengubah perilaku dan ada gerakan 3M+, mengubur, menguras, menutup, melipat baju-baju yang digantung yang menjadi tempat sarang nyamuk,'' kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI drg. Oscar Primadi, MPH.

Jumantik bertugas memantau jentik nyamuk yang ada di sekeliling tempat tinggal, terutama di tempat-tempat yang biasa menjadi sarang nyamuk seperti di bak mandi karena jarang dikuras, genangan air di sampah kaleng atau plastik kemasan air minum. Sarang nyamuk tersebut hendaknya diberantas dengan segera agar tidak menimbulkan DBD.(Baca juga: Lonjakan Kasus Demam Berdarah Dengue Juga Disebabkan Ulah Manusia ).

Tugas jumantik lainnya adalah melakukan 3M+, dan pemberantas sarang nyamuk (PSN) yakni menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas. Plusnya, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.

Selain 3M+ yang harus dilakukan jumantik, ia juga bertindak sebagai agent of change dalam hal perilaku hidup bersih dan sehat. Jadi ada pelopor untuk mencontohkan dan mengingatkan upaya-upaya pencegahan DBD.

''Apa pun bisa dilakukan masyarakat untuk membunuh nyamuk untuk mematikan lingkungannya, untuk memutus mata rantai hidup jentik nyamuk DBD, menguras, mengubur, kemudian menanam atau mengoleskan serai. Itu langkah yang bagus untuk menghindarkan diri dari gigitan nyamuk,'' tambah Oscar.

DBD tidak hanya menyerang pada musim hujan, pada musim kemarau pun potensi seseorang terserang DBD masih ada, belum lagi Indonesia adalah negara endemis DBD. Hal itu bisa terjadi ketika seseorang tidak melakukan perilaku hidup sehat , seperti jarang bersih-bersih dan terbiasa menggantungkan pakaian bekas pakai.

''Kalau sudah sampai pada tahapan KLB, tahapan dimana terjadi banyaknya kasus DBD itu bukan persoalan mudah, karena banyak upaya yang harus dilakukan mulai dari pemberantasan sarang nyamuk, pengobatan pasien, hingga sosialisasi pencegahan DBD,'' tutup Oscar.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0964 seconds (0.1#10.140)